1 ultimate wax
2 ultimate quick wax
3 gold class premium quick wax
4 gold class carnauba plus premium wax
2 ultimate quick wax
3 gold class premium quick wax
4 gold class carnauba plus premium wax
Ultimate Wax
Gabungan antara paint sealant dan ada polishing oil didalamnya.. Jadi agak ada efek kaca dari sealant, juga ada efek deep gloss dari polishing oilnya. Durability agak mirip sama NXT 2.0, hanya saja NXT 2.0 lebih condong ke paint sealant.
Ultimate Quik Wax
Wax dalam bentuk spray, mengandung polymer yang bisa membuat water beading/sheeting. Hanya bersifat add-on apabila dirasa lapisan wax yang sebelumnya pernah di-apply mulai terasa tipis (body udah ngga terlalu licin). Tidak disarankan untuk menggunakan UQW ini sebagai last step (step 3) dalam proses detailing, lebih dianjurkan menggunakan wax yang berupa liquid/paste. Tentunya dari segi durability lebih oke liquid/paste.
Gold Class Premium/Gold Class Carnauba Plus
Efek dari GCCP ini lebih deep dibandingkan NXT 2.0 dan Carnauba Wax Step 3, karena kandungan Carnauba-nya lebih rich. Durability masih dibawah NXT 2.0 dan Ultimate Wax. Gold Class Carnauba Plus merupakan pengembangan lebih lanjut dari Gold Class Wax versi non-Carnauba Plus.
Untuk yang 'quik' wax, sifatnya hampir sama seperti UQW, yaitu hanya bersifat add-on aja. Tidak diperuntukkan bagi main produk dalam proUltimate Wax
Gabungan antara paint sealant dan ada polishing oil didalamnya.. Jadi agak ada efek kaca dari sealant, juga ada efek deep gloss dari polishing oilnya. Durability agak mirip sama NXT 2.0, hanya saja NXT 2.0 lebih condong ke paint sealant.
Ultimate Quik Wax
Wax dalam bentuk spray, mengandung polymer yang bisa membuat water beading/sheeting. Hanya bersifat add-on apabila dirasa lapisan wax yang sebelumnya pernah di-apply mulai terasa tipis (body udah ngga terlalu licin). Tidak disarankan untuk menggunakan UQW ini sebagai last step (step 3) dalam proses detailing, lebih dianjurkan menggunakan wax yang berupa liquid/paste. Tentunya dari segi durability lebih oke liquid/paste.
Gold Class Premium/Gold Class Carnauba Plus
Efek dari GCCP ini lebih deep dibandingkan NXT 2.0 dan Carnauba Wax Step 3, karena kandungan Carnauba-nya lebih rich. Durability masih dibawah NXT 2.0 dan Ultimate Wax. Gold Class Carnauba Plus merupakan pengembangan lebih lanjut dari Gold Class Wax versi non-Carnauba Plus.
Untuk yang 'quik' wax, sifatnya hampir sama seperti UQW, yaitu hanya bersifat add-on aja. Tidak diperuntukkan bagi main produk dalam proses detailing.
Gabungan antara paint sealant dan ada polishing oil didalamnya.. Jadi agak ada efek kaca dari sealant, juga ada efek deep gloss dari polishing oilnya. Durability agak mirip sama NXT 2.0, hanya saja NXT 2.0 lebih condong ke paint sealant.
Ultimate Quik Wax
Wax dalam bentuk spray, mengandung polymer yang bisa membuat water beading/sheeting. Hanya bersifat add-on apabila dirasa lapisan wax yang sebelumnya pernah di-apply mulai terasa tipis (body udah ngga terlalu licin). Tidak disarankan untuk menggunakan UQW ini sebagai last step (step 3) dalam proses detailing, lebih dianjurkan menggunakan wax yang berupa liquid/paste. Tentunya dari segi durability lebih oke liquid/paste.
Gold Class Premium/Gold Class Carnauba Plus
Efek dari GCCP ini lebih deep dibandingkan NXT 2.0 dan Carnauba Wax Step 3, karena kandungan Carnauba-nya lebih rich. Durability masih dibawah NXT 2.0 dan Ultimate Wax. Gold Class Carnauba Plus merupakan pengembangan lebih lanjut dari Gold Class Wax versi non-Carnauba Plus.
Untuk yang 'quik' wax, sifatnya hampir sama seperti UQW, yaitu hanya bersifat add-on aja. Tidak diperuntukkan bagi main produk dalam proUltimate Wax
Gabungan antara paint sealant dan ada polishing oil didalamnya.. Jadi agak ada efek kaca dari sealant, juga ada efek deep gloss dari polishing oilnya. Durability agak mirip sama NXT 2.0, hanya saja NXT 2.0 lebih condong ke paint sealant.
Ultimate Quik Wax
Wax dalam bentuk spray, mengandung polymer yang bisa membuat water beading/sheeting. Hanya bersifat add-on apabila dirasa lapisan wax yang sebelumnya pernah di-apply mulai terasa tipis (body udah ngga terlalu licin). Tidak disarankan untuk menggunakan UQW ini sebagai last step (step 3) dalam proses detailing, lebih dianjurkan menggunakan wax yang berupa liquid/paste. Tentunya dari segi durability lebih oke liquid/paste.
Gold Class Premium/Gold Class Carnauba Plus
Efek dari GCCP ini lebih deep dibandingkan NXT 2.0 dan Carnauba Wax Step 3, karena kandungan Carnauba-nya lebih rich. Durability masih dibawah NXT 2.0 dan Ultimate Wax. Gold Class Carnauba Plus merupakan pengembangan lebih lanjut dari Gold Class Wax versi non-Carnauba Plus.
Untuk yang 'quik' wax, sifatnya hampir sama seperti UQW, yaitu hanya bersifat add-on aja. Tidak diperuntukkan bagi main produk dalam proses detailing.
kbtulan ane ada rencana mau moles, dgn langkah sbb :
1. ultimate polish
2. utimate wax
3. ultimate QDses detailing.
1. ultimate polish
2. utimate wax
3. ultimate QDses detailing.
Dental
wax/malam kedokteran gigi
•Wax atau malam adalah
suatu campuran dari beberapa macam bahan organik dengan berat molekul dan
kekuatan rendah serta mempunyai sifat thermoplastik
•Pertama kali digunakan di bidang KG sekitar abad 18
untuk pencatatan cetakan rahang tak bergigi
•Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi
berasal dari tiga sumber utama, yaitu:
1. Mineral, seperti malam paraffin
2. Serangga, seperti malam beeswax
3. Tumbuhan, seperti malam ceresin dan carnauba
1. Mineral, seperti malam paraffin
2. Serangga, seperti malam beeswax
3. Tumbuhan, seperti malam ceresin dan carnauba
Dental
Wax - Malam
LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI I
DENTAL WAX / MALAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya malam atau wax / liliin merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan sintetis.
Karena penggunaan malam dalam kedokteran gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi malam yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi.
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan dalam proses laboratorium, meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi.
Sebuah malam dental juga harus memiliki syarat-syarat tertentu sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam yang digunakan secara direct ataupun indirect. Pada proses laboratorium malam dental digunakan dalam banyak kepentingan, dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis malam dan sifat dari masing-masing malam dental.
Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi berasal dari tiga sumber utama, yaitu :
Mineral, seperti malam paraffinv
Serangga, seperti malam beeswaxv
Tumbuhan, seperti malam ceresin dan carnaubav
Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain :
Malam model : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluanv membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar.
Malam lembaran tuang : Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaranv dengan ketebalan tertentu. Bahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang tanpa meninggalkan residu.
Malam inlay : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan polav inlay, yang dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.
Carding dan Boxing wax : Malam jenis ini banyak dipergunakan untukv melekatkan gigi tiruan pada tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan pengisian.
Malam perekat/sticky wax : Malam jenis ini berbentuk batang yang mudahv patah/brittle, warna kuning, terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.
Malam cetak : Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yangv tidak bergigi. Malam ini menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut.
1.2. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai macam-macam yang digunakan di kedokteran gigi
2. Memahami sifat-sifat malam dental di kedokteran gigi
3. Memahami cara-cara memanipulasi malam dental
4. Memahami kegunaan malam dental
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
o KONSTITUSI DASAR MALAM GIGI
Konstitusi dasar malam gigi yang digunakan untuk keperluan kedokteran gigi berasal dari tiga sumber utama:
Mineral,v
serangga, danv
tumbuhanv
Karena sifat-sifat bahan yang dihasilkan secara alam ini tidak bisa dikontrol, malam sintetis (misal, derivate nitrogen dari asam lemak) atau polimer dari ethylene oksida mungkin memberi banyak keuntungan.
o SIFAT-SIFAT FISIS MALAM
Sifat fisis malam yang paling sering ditanyakan adalah titik cairnya. Walaupun ini mungkin penting dalam industri, tetapi tidak demikian halnya di kedokteran gigi di mana biasanya dipergunakan campuran berbagai malam. Sifat fisis malam yang penting dalam pemakaiannya di kedokteran gigi selain mengenail mudahnya dimanipulasi adalah;
Suhu transisi padat-padatv
Ekspansi termis dan kontraksi termisv
Flow/aliranv
Internal stress/tegangan dalamv
SUHU TRANSISI PADAT - PADAT
Sewaktu suhu malam meningkat terjadi transisi padat-padat di mana bentuk kisi kristal yang stabil (dalam kebanyakan malam berbentuk orthorhombic) mulai berubah menjadi bentuk hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam tersebut. Selama perubahan dari bentuk satu kisi ke kisi lain ini malam dapat dibentuk tanpa menyerpih, sobek atau terlalu stress.
Adanya titik transisi padat-padat dan suhu di mana ini bisa berlangsung tidak hanya memungkinkan malam dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menentukan banyak sifat-sifat fisisnya dan kebaikannya untuk penggunaan di klinik dan laboratorium. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut C.°mempunyai suhu transisi padat-padat di atas 37
ALIRAN
Malam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu yang lama. Perubahan plastis ini atau presentase ‘aliran’ tergantung pada suhu, dan ini ternyata hanya sedikit bila suhu malam ada di bawah suhu transisi padat-padat (yaitu apabila bahan berada dalam bentuk kisi kristal yang stabil).
Sifat aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi.
Malam inlay yang digunakan dalam teknik langsung penting agar:
memiliki aliran yang besar pada suhu sekitar 5%C di atas suhu mulut, sehingga dapat dihasilkan detil cetakan yang baik.v
C demikian kecil hingga dapat diabaikan, sehingga° aliran pada suhu 37v tidak terjadi distorsi sewaktu pengeluaran pola malam dari kavitet.
(E.C. Combe, 1992)
SIFAT YANG DIINGINKAN DARI MALAM INLAY COR
Dalam penggunaannya dalam kedokteran gigi, sifat malam inlay cor yang diinginkan adalah sebagai berikut:
Jika lunak, malam harus merata. Dengan kata lain, bahan-bahan dasarnyav harus tercampur dengan baik satu sama lain, sehingga tidak ada butiran atau titik-titik yang keras ketika malam dilunakkan.
Warnanya harus sedemikian rupa sehingga kontras dengan bahan die,v karena itu, kontras yang dipreparasi. Tepi malam harus diukir dengan ide, karena itu, kontras yang nyata dalam hal warna akan memungkinkan dilakukannya perapian yang baik dari berbagai tepi.
Tidak boleh terkelupas atau terjadi kekasaran permukaan yang serupav ketika malam dibengkokkan dan dibentuk sesudah dilunakkan. Pengelupasan cenderung terjadi pada malam parafin, dan merupakan salah satu alasan mengapa ditambahkan modifier.
Sesudah model malam memadat, perlu dilakukan pengukiran anatomi gigiv asli pada malam dan seperti sudah disebutkan di atas, mengukir malam pada bagian tepinya sehingga model malam duduk tepat pada permukaan die. Prosedur yang terakhir ini kadang mengharuskan malam diukir sedemikian rupa sehingga membentuk lapisan yang sangat tipis. Jika malam tertarik karena instrumen pengukir atau gumpil sewaktu diukir, maka ketepatan tidak dapat diperoleh.
Seperti disebutkan di atas, sesudah mold dibuat, malam dibersihkanv dari mold. Penghilangan malam tersebut biasanya dilakukan dengan memanaskan mold sehingga malam hilang. Jika sesudah pembakaran tersebut, malam meninggalkan residu yang menghasilkan lapisan tak tembus air pada dinding mold, inlay hasil pengecoran dapat trpengaruh secara negatif, seperti akan dibicarakan pada bagian berikut. Karena itu, malam harus dibakar habis, membentuk karbon yang nantinya dihilangkan melalui oksidasi menjadi gas yang menguap. Spesifikasi ADA No. 4 mengharuskan F) tidak°C (932°agar malam yang mencair jika menguap pada 500 meninggalkan residu padat lebih dari 0,10% dari berat aslinya.
Idealnya, model malam harus kaku dan mempunyai kestabilan dimensi yangv baik sepanjang waktu sampai nantinya dihilangkan model malam terpajan aliran kecuali bila ditangani dengan hati-hati. Juga terpajan relaksasi, suatu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam manipulasi.
(Kenneth J. Anusavice, 1992)
Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Stabil pada suhu mulutv
Dapat mengisi rongga cetakv
Non iritan dan Non toxicv
Tidak meninggalkan residuv
Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskanv
(Wilson,1987)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
Alat :
Lampu spiritusØ
Pisau malamØ
Pisau gipsØ
Pisau modelØ
Chip blowerØ
Pensil tintaØ
Bahan :
Baseplate /malam merahØ
Model rahang bawah tidak bergigiØ
3.2 CARA KERJA
1. Setelah menerima semua bahan yang diperlukan, rapikan basis model dengan pisau gips, beri identitas pada basis model dengan pensil tinta.
2. Gambarkan outline pada model, perhatikan daerah frenulum, bebaskan daerah tersebut, jika masih belum terampil menggambar outline dengan pensil biasa terlebih dahulu, jika sudah disetujui oleh instruktur tebalkan outline dengan menggunakan pensil tinta.
3. Bagi dua sama besar baseplate yang ada. Untuk RA dapat langsung dimanipulasi, tetapi untuk yang RB sebelum dimanipulasi potong bagian tengah baseplate berbentuk segitiga dengan ukuran sebagai berikut:
Gambar malam yang di potong :
4. Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian malam dimulai dengan cara, panaskan di atas lampu spirtus secara merata, setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat letakkan lempeng malam di atas model kemudian tekan-tekan dengan menggunakan ibu jari, perhatikan jangan sampai merobek lembaran malam menjadi keras panaskan kembali di atas lampu spirtus.
5. Setelah permukaan malam menempel pada model potong malam sesuai dengan garis outline dengan menggunakan pisau model dan pisau malam sesuai dengan kebutuhan.
6. Rapikan seluruh tepi malam.
7. Hasil maksimal adalah seluruh malam dapat diaplikasikan pada model dengan ketebalan yang sama dan tepi yang rapi sesuai garis outline, halus dan permukaannya rata.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Bentuk malam sesuai dengan model yang adav
Garis batas malam sesuai dengan outline yang telah dibuatv
Permukaan malam kurang halusv
Permukaan malam terlihat tidak mengkilapv
4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, malam yang dipergunakan adalah malam merah atau malam lembaran. Malam ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan pencatatan relasi rahang dalam pembuatan gigi tiruan atau lebih dikenal dengan malam model.
OutlineØ
Pada praktikum malam ini, pertama kali yang dilakukan adalah membuat outline, yang nantinya dijadikan pedoman manipulasi malam.
Outline form merupakan garis nyata yang membatasi antara mukosa bergerak dan tidak bergerak yang berfungsi sebagai batasan dalam aplikasi malam. Pembuatan outline form ini harus memperhatikan Anatomical Landmark. Pada aplikasi malam, outline form digunakan sebagai batasan terluar luasan malam yang diharapkan. Sehingga sebelum melakukan pembuatan outline praktikan harus memahami atomical landmark rongga mulut
ManipulasiØ
Malam sebelum dilakukan pemanasan memiliki sifat yang mudah flaking atau robek / patah. Hal ini disebabkan karena sebelum pemanasan dilakukan struktur dari bentuk kristalnya adalah orthorhombik yang menyebabkan kisi kristalnya dalam keadaan stabil dan pada akhirnya bila dipaksakan dimanipulasi dengan memberikan tekanan-tekanan pada malam maka malam akan menyerpih, robek serta terbentuk tegangan dalam (internal stress), sehingga bila pada saat dipanaskan tegangan yang ada akan dilepaskan dengan disertai distorsi.
Pada saat dilakukan pemanasan secara merata pada seluruh permukaan malam, ada lekuk-lekukan pada bagian malam sehingga akan diketahui suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah pada model yang tesedia. Tujuan dari pemanasan secara merata sendiri relevan dengan sifat fisis malam yang merupakan konduktor termis yang jelek dan memiliki daya flow yang baik. Apabila sat dipanaskan hanya sebagian saja yang terkena panas maka panas tersebut tidak akan disebarkan ke bagian yang lainnya dan pada tempat yang ter terkonsentrasi oleh pemanasan akan segera mencair. Selain itu dengan memanaskan secara merata juga akan menghindarkan terjadinya tegangan dalam.
Besarnya suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi denganØ mudah adalah 37°C. Pada suhu transisi padat-padat inilah terjadi perubahan bentuk struktur kristal yang stabil orthorhombic menjadi heksagonal..
Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat, malam siap untukØ diaplikasikan diatas model kerja. Dilakukan penekanan oleh jari-jari tangan sehingga malam akan dapat membentuk kontur model yang sesuai dengan kebutuhkan.
Penting agar kondisi kuku praktikan rapi sehingga pada hasil manipulasi malam tidak terdapat goresan atau teraan kuku praktikan yang dapat terjadi saat menekan nekan malam dengan ibu jari.
MerapikanØ
Kelebihan dari malam yang tidak dibutuhkan dibuang dengan memotong menggunakan pisau model dan pisau malam. Dalam merapikan malam dengan pisau model diperluakan kehati-hatian dan kecermatan sehingga kesalahan yang terjadi yaitu didapatinya bekas goresan pisau malam pada hasil manipulasi dapat dihindari.
Tahap proses merapikan selanjutnya yaitu dengan menggunakan chip blower juga harus dikerjakan dengan hati hati. Harus dihindari api yang dihembuskan terlalu besar atau terlalu kecil. Apabila api yang dihembuskan terlalu besar maka akan terbentuk tegangan dalam yang terakumulasi pada daerah yang terkena panas tadi, sedangkan jika hembusan panas terlalu kecil tidak akan ada pengaruhnya terhadap malam
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum malam atau dental wax ini dapat disimpulkan yaitu :
o Untuk melakukan manipulasi yang baik perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut :
Malam yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai malam yang baik untuk dipergunakan di Kedokteran Gigi.v
Praktikan/ mahasiswa harus mengetahui sifat-sifat malam sehinggav memudahkan manipulasi dan aplikasi serta hati-hati dan teliti.
Dibutuhkan keterampilan yang cukup dengan cara latihan.v
o Di dalam melakukan manipulasi malam perlu diperhatikan atara lain adalah :
Pembuatan outline yang benar sesuai anatomical landmark rongga mulutv
Suhu transisi padat-padat untuk membentuk malam pada modelv
Penggunaan instrumen yang hati hati sehingga tidak menimbulkan goresan pada malamv
o Malam mempunyai sifat sifat sebagai berikut:
Suhu transisi padat-padatv
Ekspansi termis dan kontraksi termisv
Flow/ daya aliranv
Internal stress.v
o Malam memiliki sifat padat yang apabila di panaskan dapat merubah bentuknya, namun mengurangi volumenya.
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka
Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th edition. United State of America : Mosby.
Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders.
Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby.
Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students. Blackwell Scientific Publication.
BAHAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI I
DENTAL WAX / MALAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya malam atau wax / liliin merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan sintetis.
Karena penggunaan malam dalam kedokteran gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi malam yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi.
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan dalam proses laboratorium, meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi.
Sebuah malam dental juga harus memiliki syarat-syarat tertentu sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam yang digunakan secara direct ataupun indirect. Pada proses laboratorium malam dental digunakan dalam banyak kepentingan, dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis malam dan sifat dari masing-masing malam dental.
Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi berasal dari tiga sumber utama, yaitu :
Mineral, seperti malam paraffinv
Serangga, seperti malam beeswaxv
Tumbuhan, seperti malam ceresin dan carnaubav
Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain :
Malam model : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluanv membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar.
Malam lembaran tuang : Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaranv dengan ketebalan tertentu. Bahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang tanpa meninggalkan residu.
Malam inlay : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan polav inlay, yang dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.
Carding dan Boxing wax : Malam jenis ini banyak dipergunakan untukv melekatkan gigi tiruan pada tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan pengisian.
Malam perekat/sticky wax : Malam jenis ini berbentuk batang yang mudahv patah/brittle, warna kuning, terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.
Malam cetak : Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yangv tidak bergigi. Malam ini menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut.
1.2. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai macam-macam yang digunakan di kedokteran gigi
2. Memahami sifat-sifat malam dental di kedokteran gigi
3. Memahami cara-cara memanipulasi malam dental
4. Memahami kegunaan malam dental
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
o KONSTITUSI DASAR MALAM GIGI
Konstitusi dasar malam gigi yang digunakan untuk keperluan kedokteran gigi berasal dari tiga sumber utama:
Mineral,v
serangga, danv
tumbuhanv
Karena sifat-sifat bahan yang dihasilkan secara alam ini tidak bisa dikontrol, malam sintetis (misal, derivate nitrogen dari asam lemak) atau polimer dari ethylene oksida mungkin memberi banyak keuntungan.
o SIFAT-SIFAT FISIS MALAM
Sifat fisis malam yang paling sering ditanyakan adalah titik cairnya. Walaupun ini mungkin penting dalam industri, tetapi tidak demikian halnya di kedokteran gigi di mana biasanya dipergunakan campuran berbagai malam. Sifat fisis malam yang penting dalam pemakaiannya di kedokteran gigi selain mengenail mudahnya dimanipulasi adalah;
Suhu transisi padat-padatv
Ekspansi termis dan kontraksi termisv
Flow/aliranv
Internal stress/tegangan dalamv
SUHU TRANSISI PADAT - PADAT
Sewaktu suhu malam meningkat terjadi transisi padat-padat di mana bentuk kisi kristal yang stabil (dalam kebanyakan malam berbentuk orthorhombic) mulai berubah menjadi bentuk hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam tersebut. Selama perubahan dari bentuk satu kisi ke kisi lain ini malam dapat dibentuk tanpa menyerpih, sobek atau terlalu stress.
Adanya titik transisi padat-padat dan suhu di mana ini bisa berlangsung tidak hanya memungkinkan malam dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menentukan banyak sifat-sifat fisisnya dan kebaikannya untuk penggunaan di klinik dan laboratorium. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut C.°mempunyai suhu transisi padat-padat di atas 37
ALIRAN
Malam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu yang lama. Perubahan plastis ini atau presentase ‘aliran’ tergantung pada suhu, dan ini ternyata hanya sedikit bila suhu malam ada di bawah suhu transisi padat-padat (yaitu apabila bahan berada dalam bentuk kisi kristal yang stabil).
Sifat aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi.
Malam inlay yang digunakan dalam teknik langsung penting agar:
memiliki aliran yang besar pada suhu sekitar 5%C di atas suhu mulut, sehingga dapat dihasilkan detil cetakan yang baik.v
C demikian kecil hingga dapat diabaikan, sehingga° aliran pada suhu 37v tidak terjadi distorsi sewaktu pengeluaran pola malam dari kavitet.
(E.C. Combe, 1992)
SIFAT YANG DIINGINKAN DARI MALAM INLAY COR
Dalam penggunaannya dalam kedokteran gigi, sifat malam inlay cor yang diinginkan adalah sebagai berikut:
Jika lunak, malam harus merata. Dengan kata lain, bahan-bahan dasarnyav harus tercampur dengan baik satu sama lain, sehingga tidak ada butiran atau titik-titik yang keras ketika malam dilunakkan.
Warnanya harus sedemikian rupa sehingga kontras dengan bahan die,v karena itu, kontras yang dipreparasi. Tepi malam harus diukir dengan ide, karena itu, kontras yang nyata dalam hal warna akan memungkinkan dilakukannya perapian yang baik dari berbagai tepi.
Tidak boleh terkelupas atau terjadi kekasaran permukaan yang serupav ketika malam dibengkokkan dan dibentuk sesudah dilunakkan. Pengelupasan cenderung terjadi pada malam parafin, dan merupakan salah satu alasan mengapa ditambahkan modifier.
Sesudah model malam memadat, perlu dilakukan pengukiran anatomi gigiv asli pada malam dan seperti sudah disebutkan di atas, mengukir malam pada bagian tepinya sehingga model malam duduk tepat pada permukaan die. Prosedur yang terakhir ini kadang mengharuskan malam diukir sedemikian rupa sehingga membentuk lapisan yang sangat tipis. Jika malam tertarik karena instrumen pengukir atau gumpil sewaktu diukir, maka ketepatan tidak dapat diperoleh.
Seperti disebutkan di atas, sesudah mold dibuat, malam dibersihkanv dari mold. Penghilangan malam tersebut biasanya dilakukan dengan memanaskan mold sehingga malam hilang. Jika sesudah pembakaran tersebut, malam meninggalkan residu yang menghasilkan lapisan tak tembus air pada dinding mold, inlay hasil pengecoran dapat trpengaruh secara negatif, seperti akan dibicarakan pada bagian berikut. Karena itu, malam harus dibakar habis, membentuk karbon yang nantinya dihilangkan melalui oksidasi menjadi gas yang menguap. Spesifikasi ADA No. 4 mengharuskan F) tidak°C (932°agar malam yang mencair jika menguap pada 500 meninggalkan residu padat lebih dari 0,10% dari berat aslinya.
Idealnya, model malam harus kaku dan mempunyai kestabilan dimensi yangv baik sepanjang waktu sampai nantinya dihilangkan model malam terpajan aliran kecuali bila ditangani dengan hati-hati. Juga terpajan relaksasi, suatu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam manipulasi.
(Kenneth J. Anusavice, 1992)
Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Stabil pada suhu mulutv
Dapat mengisi rongga cetakv
Non iritan dan Non toxicv
Tidak meninggalkan residuv
Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskanv
(Wilson,1987)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
Alat :
Lampu spiritusØ
Pisau malamØ
Pisau gipsØ
Pisau modelØ
Chip blowerØ
Pensil tintaØ
Bahan :
Baseplate /malam merahØ
Model rahang bawah tidak bergigiØ
3.2 CARA KERJA
1. Setelah menerima semua bahan yang diperlukan, rapikan basis model dengan pisau gips, beri identitas pada basis model dengan pensil tinta.
2. Gambarkan outline pada model, perhatikan daerah frenulum, bebaskan daerah tersebut, jika masih belum terampil menggambar outline dengan pensil biasa terlebih dahulu, jika sudah disetujui oleh instruktur tebalkan outline dengan menggunakan pensil tinta.
3. Bagi dua sama besar baseplate yang ada. Untuk RA dapat langsung dimanipulasi, tetapi untuk yang RB sebelum dimanipulasi potong bagian tengah baseplate berbentuk segitiga dengan ukuran sebagai berikut:
Gambar malam yang di potong :
4. Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian malam dimulai dengan cara, panaskan di atas lampu spirtus secara merata, setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat letakkan lempeng malam di atas model kemudian tekan-tekan dengan menggunakan ibu jari, perhatikan jangan sampai merobek lembaran malam menjadi keras panaskan kembali di atas lampu spirtus.
5. Setelah permukaan malam menempel pada model potong malam sesuai dengan garis outline dengan menggunakan pisau model dan pisau malam sesuai dengan kebutuhan.
6. Rapikan seluruh tepi malam.
7. Hasil maksimal adalah seluruh malam dapat diaplikasikan pada model dengan ketebalan yang sama dan tepi yang rapi sesuai garis outline, halus dan permukaannya rata.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Bentuk malam sesuai dengan model yang adav
Garis batas malam sesuai dengan outline yang telah dibuatv
Permukaan malam kurang halusv
Permukaan malam terlihat tidak mengkilapv
4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, malam yang dipergunakan adalah malam merah atau malam lembaran. Malam ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan pencatatan relasi rahang dalam pembuatan gigi tiruan atau lebih dikenal dengan malam model.
OutlineØ
Pada praktikum malam ini, pertama kali yang dilakukan adalah membuat outline, yang nantinya dijadikan pedoman manipulasi malam.
Outline form merupakan garis nyata yang membatasi antara mukosa bergerak dan tidak bergerak yang berfungsi sebagai batasan dalam aplikasi malam. Pembuatan outline form ini harus memperhatikan Anatomical Landmark. Pada aplikasi malam, outline form digunakan sebagai batasan terluar luasan malam yang diharapkan. Sehingga sebelum melakukan pembuatan outline praktikan harus memahami atomical landmark rongga mulut
ManipulasiØ
Malam sebelum dilakukan pemanasan memiliki sifat yang mudah flaking atau robek / patah. Hal ini disebabkan karena sebelum pemanasan dilakukan struktur dari bentuk kristalnya adalah orthorhombik yang menyebabkan kisi kristalnya dalam keadaan stabil dan pada akhirnya bila dipaksakan dimanipulasi dengan memberikan tekanan-tekanan pada malam maka malam akan menyerpih, robek serta terbentuk tegangan dalam (internal stress), sehingga bila pada saat dipanaskan tegangan yang ada akan dilepaskan dengan disertai distorsi.
Pada saat dilakukan pemanasan secara merata pada seluruh permukaan malam, ada lekuk-lekukan pada bagian malam sehingga akan diketahui suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah pada model yang tesedia. Tujuan dari pemanasan secara merata sendiri relevan dengan sifat fisis malam yang merupakan konduktor termis yang jelek dan memiliki daya flow yang baik. Apabila sat dipanaskan hanya sebagian saja yang terkena panas maka panas tersebut tidak akan disebarkan ke bagian yang lainnya dan pada tempat yang ter terkonsentrasi oleh pemanasan akan segera mencair. Selain itu dengan memanaskan secara merata juga akan menghindarkan terjadinya tegangan dalam.
Besarnya suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi denganØ mudah adalah 37°C. Pada suhu transisi padat-padat inilah terjadi perubahan bentuk struktur kristal yang stabil orthorhombic menjadi heksagonal..
Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat, malam siap untukØ diaplikasikan diatas model kerja. Dilakukan penekanan oleh jari-jari tangan sehingga malam akan dapat membentuk kontur model yang sesuai dengan kebutuhkan.
Penting agar kondisi kuku praktikan rapi sehingga pada hasil manipulasi malam tidak terdapat goresan atau teraan kuku praktikan yang dapat terjadi saat menekan nekan malam dengan ibu jari.
MerapikanØ
Kelebihan dari malam yang tidak dibutuhkan dibuang dengan memotong menggunakan pisau model dan pisau malam. Dalam merapikan malam dengan pisau model diperluakan kehati-hatian dan kecermatan sehingga kesalahan yang terjadi yaitu didapatinya bekas goresan pisau malam pada hasil manipulasi dapat dihindari.
Tahap proses merapikan selanjutnya yaitu dengan menggunakan chip blower juga harus dikerjakan dengan hati hati. Harus dihindari api yang dihembuskan terlalu besar atau terlalu kecil. Apabila api yang dihembuskan terlalu besar maka akan terbentuk tegangan dalam yang terakumulasi pada daerah yang terkena panas tadi, sedangkan jika hembusan panas terlalu kecil tidak akan ada pengaruhnya terhadap malam
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum malam atau dental wax ini dapat disimpulkan yaitu :
o Untuk melakukan manipulasi yang baik perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut :
Malam yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai malam yang baik untuk dipergunakan di Kedokteran Gigi.v
Praktikan/ mahasiswa harus mengetahui sifat-sifat malam sehinggav memudahkan manipulasi dan aplikasi serta hati-hati dan teliti.
Dibutuhkan keterampilan yang cukup dengan cara latihan.v
o Di dalam melakukan manipulasi malam perlu diperhatikan atara lain adalah :
Pembuatan outline yang benar sesuai anatomical landmark rongga mulutv
Suhu transisi padat-padat untuk membentuk malam pada modelv
Penggunaan instrumen yang hati hati sehingga tidak menimbulkan goresan pada malamv
o Malam mempunyai sifat sifat sebagai berikut:
Suhu transisi padat-padatv
Ekspansi termis dan kontraksi termisv
Flow/ daya aliranv
Internal stress.v
o Malam memiliki sifat padat yang apabila di panaskan dapat merubah bentuknya, namun mengurangi volumenya.
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka
Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th edition. United State of America : Mosby.
Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders.
Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby.
Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students. Blackwell Scientific Publication.
BAB IVKESIMPULAN
1.Jenis wax :Pattern wax terdiri dari :- base plate wax- casting wax-
inlay waxProcessing wax terdiri dari :- boxing wax- utility wax- sticky
waxImpression wax terdiri dari :- corrective wax- bite wax2.Cara Manipulasi Malam :1.Merapikan basis model
dengan pisau gips, memberi identitas pada basis modeldengan pensil tinta.2.Gambar outline
dengan pensil
tinta pada model, perhatikan daerah frenulum, bebaskan
daerah tersebut, jika masih belum terampil menggambar
outlinedengan baik bisa menggunakan pensil biasa terlebih
dahulu, dan juga jika sudahdisetujui oleh
instrukur bisa menebalkan outline dengan menggunakan pensiltinta.3.Satu lembar baseplate wax dibagi menjadi dua bagian sama besar. Satu bagian baseplate
wax digunakan untuk RA dapat langsung
dimanipulasi, untuk RBsebelum
dimanipulasi bagian baseplate wax dipotong berbentuk segitiga atauseperti huruf V.4.Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian
baseplate/m/malammulai dimanipulasikan
dengan cara memanaskan malam diatas lampu spirtussecara
merata. Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat letakkan19
lempeng malam diatas model kemudian
tekan-tekan dengan menggunakan ibu jari. Perhatikan
saat menekan malam dengan ibu jari jangan sampai merobek lembaran malam, jika malam menjadi keras panaskan kembali
diatas lampuspirtus.
5.
Setelah semua permukaan malam
menempel pada model, potong malam sesuaidengan
garis outline dengan mnggunakan pisau
model dan pisau malam sesuaidengan kebutuhan. Merapikan seluruh tepi malam.6.Hasil maksimal adalah seluruh malam dapat diaplikasikan pada
model denganketebalan yang sama dan tepi yang rapi
sesuai garis outline, halus dan permukaannya
rata.7.Seluruh
permukaan malam menempel rapat
pada model sesuai dengan outline3.Produk dan manfaat wax :-
Lempeng gigit : cetakan awal dari gigi tiruan yang dicetak pada replika rahang(masih dalam bentuk wax)- Galangan gigit :
Sebagai tempat penyusunan gigi tiruan.4.Malam memiliki sifat fisis yang baik, sehingga dapat membantu pekerjaan
didunia
Kedokteran.Gigi. Sifat fisis itu antara lain :
•
Suhu transisi
padat-padat
•
Ekspansi
termis dan kontraksi termis
•
Flow atau
aliran
•
Internal
stress/ tegangan dalam.Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi
harus memenuhi syaratsebagai berikut :
Stabil pada
suhu mulut
Dapat mengisi
rongga cetak
Non iritan
dan Non toxic
Tidak
meninggalkan residu
Tidak berubah
sifat fisis jika dipanaskan20
DAFTAR PUSTAKA
Buku :Annusavice, Kenneth J. 2003.
Phillips: Buku Ajar Ilmu
Bahan Kedokteran Gigi
.Jakarta:
EGC.Combe, EC. 1992.
Sari Dental Material
. Penerjemah : Slamat Tarigan.
Jakarta : BalaiPustakaCraig, Robert
G, and John M. Power. 2002.
Restorative
Dental Material: 11
th
edition
.United
State of America : Mosby.Harty, F.J., R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi.
Jakarta : EGCHatrick, Carol Dixon.
2003.
Dental Material : Clinical
Application for Dental Assistants and
Dental Hygienist
.
Philadelphia : SaundersTim Penyusun. 2009.
Petunjuk Skill Lab Bahan dan
Teknologi Kedokteran
Gigi I
.Jember
: Fakultas Kedokteran Gigi UNEJVan Noorth, Richard. 2002.
Dental Material
second edition
. London :
MosbyWilson, H.J. 1992.
Dental Technology
and Materials For Students. 8
th
Ed
. BlackwellYear Book Medical Publisher. Inc. Oxford.Internet :http://www.scribd.com/doc/57589049/Laporan-skenario-2http://amaliapradana.blogspot.com/2010/09/dental-wax-malam.html
Abstract
980600051 Menurut spesifikasi dari ADA (American
Dental Association) bahan wax diklassifikasikan kedalam 3 tipe yaitu: 1.
Pattern wax (inlay wax, casting wax dan baseplate wax),2. Processing wax
(sticky wax, boxing wax dan utility wax) dan 3. Impression Wax (corrective dan
bite wax). Untuk mendapatkan restorasi dengan menggunakan wax, maka periu diketahui
sifat-sifat dari bahan tersebut. Secara umum wax memiliki sifat-sifat fisis
yang seperti temperatur transisi solid-solid, thermal ekspansi dan kontraksi,
flow dan tekanan internal sedangkan sifat mekanis seperti tekanan residual dan
ductility. Rusfian, drg., M.Kes.
http://www.researchgate.net/publication/42349963_Sifat-sifat_WAX_Dalam_Kedoteran_Gigi
untuk penggunaan langsung didalam mulut perlu agar
mempunyai kontraksitermis yang serendah-rendahnya, mempunyai sifat aliran
yang baik mempunyai warna yang kontras dengan jaringan mulut (biasanya
biru atauhijau). Selain itu semua, malam inlay hendaknya mudah diukir tanpa
putusatau terkelupas dan dapat dibakar habis pada bumbung tuang
tanpameninggalkan residu. Komposisi dari malam inlay antara lain :
campuran paraffin, carnauba, lilin lebah, candelila, dan getah dammar
serta zat warna.
B.
Lilin proses (
processing wax
)
a)
Boxing wax
: digunakan untuk memagar/membatasi cetakan
sebelumdiisi/dicor dengan gips. Dapat dibentuk tanpa pemanasan dan
disediakandalam bentuk lembaran atau batangan.
b)
Utility wax
: dapat digunakan untuk berbagai keperluan
(mendukung bahancetak, batas perifer). Diperdagangkan dalam bentuk lembaran
atau batangan(merah tua dan oranye). Komposisinya terdiri dari lilin lebah,
petroleum, danwax softeners.
c)
Sticky wax
: merupakan malam yang rapuh dan dipergunakan
sebagai malam perekat, biasanya terbuat dari beeswax dan beberapa resin
alami serta getahdamar. Dipergunakan pada laboratorium untuk berbagai hal
dimanadibutuhkan penyambungan sementara, misalnya : untuk menyatukan
bagian- bagian logam sewaktu penyolderan; sewaktu melakukan reparasi
gigi tiruan,malam ini dipakai untuk menyambung bagian-bagian gigi tiruan yang
pecah.Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan
hendaknyamemiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah
Ari AstutiDental Wax
bergeraknya bagian-bagian yang hendak
disambung. Tersedia dalam bentuk batangan dengan penampang bulat
atau heksagonal.
C.
Lilin cetak (
impression wax
)
a)
Corrective Waxes
:
Corrective waxes
digunakan sebagai malam lapisanuntuk berkontak dan
mendapatkan detail dari jaringan lunak. Ini diklaimsebagai tipe material
cetak yang merekam membran mukosa dan jaringandibawahnya. dibuat dari
hidrokarbon waxes seperti paraffin, seresin dan lilin lebah serta metal
partikel.
b)
Bite Waxes
: Bite wax digunakan secara akurat untuk merekam
gigitan. Bitewax terbuat dari 28-gage lembar casting wax atau baseplat wax
yang keras,tapi lilin yang diidentifikasi sebagai bite waxes nampaknya
terbuat dari beeswax atau lilinhidrokarbon seperti paraffin atau
ceresin. Lilin ceresin bitemengandung aluminiumMalam memiliki sifat fisis
yang baik, sehingga dapat membantu pekerjaan di duniaKedokteran Gigi. Sifat
fisis itu antara lain :
A.
Suhu transisi padat-padat.
Suhu transisi padat-padat ini dapat diperoleh
denganmemanaskan malam secara merata hingga massa malam lunak dan merupakan
saatyang tepat untuk memanipulasi malam. Keadaan ini disebabkan karena kisi
kristal yangstabil (orthorhombic) berubah menjadi bentuk hexagonal yang
terjadi di bawah titik cair malam. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut
mempunyai suhu transisi padat – padat di atas suhu 37ºC.
B.
Ekspansi dan Kontraksi Termis
Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi dari bahan
Kedokteran gigi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pola atau desain
sewaktu didinginkan darisuhu cairnya ke suhu kamar. Ekspansi dan
kontraksisewaktu pemanasan ini dapat menyebabkan hasil yang diperoleh sedikit
berbeda daridimensi ukuran yangsebenarnya.
C.
Aliran (flow).
Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam
menghasilkan detilcetakan yang sempurna. Sifat aliran pada tiap tipe malam
berbeda-beda sesuai dengan penggunaannya di kedokteran gigi. Sifat
aliran malam dan campuran malam meningkatapabila suhu naik sampai di atas
suhu transisi padat-padat. Pengukuran aliran padamalam tergantung dari
pergeseran molekul-molekul malam selama pergerakannya.
D.
Internal stress/Tegangan dalam
Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul padamalam
yang diakibatkan adanya pemanasan malam yang tidak merata. Malam
yangmengalami internal stress akan mengalami distorsi apabila dilakukan
pemanasan ulang
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar